Musik Indie Selalu di Hati

Tak kenal maka tak sayang, begitulah pepatah Mainstream, ketika seseorang belum mengenal satu sama lain. Oke..kita bukan mau bahas cinta ya. Kembali ke judul, yap "Tak dikenal Bukan Berarti Tak Berkarya". Bagi kalian yang bosan dengan genre musik atau pelaku seni yang itu- itu saja nggak ada salahnya kalian mencoba mencari alternative musik yang berbeda dan dijamin bikin "Ketagihan"

1. Polka Wars
Polka Wars merupakan unit alternatif rock asal Jakarta. Lewat single-single terdahulu yang telah mereka lepas dan perdengarkan gratis, Polka Wars berhasil mendapat perhatian dari para penikmat dan pengamat musik indie nasional. Panggung-panggung bergengsi seperti menjadi salah satu opening act untuk konser Yeah Yeah Yeahs di Jakarta, Joyland Festival 2013, hingga Local Fest sudah berhasil mereka raih.
“Sanctuary”, “Coraline”, “Obese Elves”, “Piano Song”, “White Dreams”, adalah beberapa nomor milik Polka Wars yang kerap kali mereka tampilkan diatas panggung. Billy (gitar), Karaeng (gitar), Deva (drum), dan Dega (bass). Belum lama ini mereka meluncurkan album "Axis Mundi". Kelebihan band ini adalah dari tata memilih makna yang sangat menyentuh, dan terdapat makna makna tersirat dalam setiap lagunya

2. Scaller
Industri musik Tanah Air, nyaris tak menyisakan ruang besar bagi band-band berkontur progresif atau alternatif. Kalau pun ada, kebanyakan hanya berkutat di komunitasnya sendiri. Padahal, dari ranah genre musik yang satu ini justru lahir sejumlah band berkaliber bintang lima yang personelnya memiliki skill mumpuni.
Salah satunya adalah Scaller. Sebuah band rock alternatif yang terbentuk bulan Mei 2012, dari perjodohan pasangan muda, Reney Karamoy dan Stella Gareth dalam dunia musik, khususnya rock alternatif yang sudah dilakoninya sejak SMA. Setelah malang-melintang selama lima tahun di beberapa event dan bermusik dengan membawakan lagu-lagu orang, akhirnya di penghujung 2012 lahir mini album pertamanya bertajuk “1991” lewat label Demajors. Album ‘1991’ yang berisi lima lagu, yakni ‘Live And Do’, ‘Dreamer’, ‘Stay On The Track’, M.I.B (Mind Is Battlefield), dan Time’s Full Of You’. Reney dan Stella memaknai albumnya, adalah sebuah energi yang terserap dari sebuah evolusi perjalan musik rock dari tahun 80’an menuju era 90’an. Lewat etos kerja Do It Yourself (lakukan sendiri.red), dengan eksplorasi mereka selama ini untuk menjadi diri sendiri yang memiliki karakter berbeda, membuahkan hasil.

 3. Barasuara
 Barasuara beranggotakan Iga Masardi (vokal, gitar), Cabini Asteriska (vokal), TJ Kusuma (gitar), Gerlad Situmorang (bass) dan Marco Steffiano (drum) beberapa single dari BARASUARA diantaranya "Nyala Suara", "Bahas Bahasa", "Sendu Melagu", "Tarintih" dan "Api dan Lentera"

BARASUARA diproduseri oleh penyanyi cantik RAISA album perdana mereka masih dalam tahap penggarapan. Dalam bermusik BARASUARA mengajak terjun bebas menyelami berbagai ritme dan liukan nada. Dengan mengadaptasi banyak sekali pengaruh dari musik dunia seperti Afrika, Jepang, India, Inggris dan tentunya Indonesia.

 4. Float
 Float didirikan pada tahun 2004. Grup musik ini beranggotakan 3 orang yaitu Hotma "Meng" Roni Simamora, Windra "Bontel" Benyamin, dan Raymond "Remon" Agus Saputra.
Album pertamanya ialah No-Dream Land, dirilis tahun 2005. Band ini terkenal karna lagunya pernah menjadi soundtrack sebuah film (saya lupa judul filmnya) terlebih lagi dengan mempunyai lirik- lirik yang unik serta alunan musik yang "WOW" layaknya band indie lainnya.

Sekian Refrensi musik indie yang dijamin bakal buat kalian semua "ketagihan" belilah CD aslinya guys, agar mereka terus berkarya dan bisa membuat Indonesia tersenyum lagi..

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »